Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuanbaru yang bersifat umum. Dalam hal ini
penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke
lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secaracanggih
tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat
ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
fenomena individual menuju kesimpulanumum.
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik. Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas
cantik.Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan semua bintang sinetron berparas cantik hanya
memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya : Omas juga bintang iklan, tetapi tidak
berparas cantik.
2.
Analogi
Penalaran Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan
kesamaan data atau fakta. Analogidapat juga dikatakan sebagai proses
membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkankesamaannya, kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.Tujuan penalaran secara analogi
adalah sebagai berikut:
a. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.3.
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh : Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki
gunung. Sewaktu mendaki,ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang
membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah
seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu,seseorang akan mengalami
rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran,dan
sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya
denganmendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
3. Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang salingberhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan
yang akibatnya bel berbunyi. Dalamkehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal
ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalanbecek. Ia kena penyakit kanker
darah dan meninggal dunia.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan
antar masalah yaitu sebagaiberikut:
a) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola
seperti ini juga dapatmenyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu
peristiwa yang diaanggap penyebabkadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya
dengan hubungan kausal ini, diperlukankemampuan penalaran seseorang untuk
mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihatpada suatu penyebab yang
tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.Contoh :Belajar menurut
pandangantradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlh ilmupengetahuan.
‘Pengetahuan´ mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuanmemegang
peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang
memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.
b) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang
yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi
hampir mirip dengan entimen. Akan tetapidalam penalaran jenis akibat sebab ini,
Peristiwa sebab merupaka simpulan.Contoh : Dewasa ini kenakalan remaja sudah
menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam
perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata
tajam.Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok
bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua
dan pengaruhmasyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.
c) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang
lain. Contoh : Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya
becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti
basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar