Kamis, 19 April 2012

Puisi untuk sang Kekasih

Kasih …..
bagaimana kabaramu pagi ini ?????
sampai berapa kali pagi yang takkan kita lalui bersama ?
Kasih ………
pagi ini aku teringat padamu
mungkinkah aku merindukan sosokmu ?
ataukah aku telah kecanduan senyum manismu ???
kasih ……….
waktu engkau dekat …
engkau laksana mawar berduri yang tak boleh kudekati
jika aku tak ingin terluka oleh duri-duri itu
di saat kita jauh ….
engkau laksana bintang dilangit …
yang bisa aku pandang dan aku rasakan sinarnya
namun tak mungkin aku gapai …..
oh kasih ….
akupun ingin menggenggam jemarimu yang tak pernah tersentuh oleh jemariku ….
akupun ingin menghapus airmata yang jatuh dari mata indahmu …
kasih …
taukah engkau
bahwa jemarikupun ingin menyematkan cincin dijari manismu
mengukir janji didepan Illahi
mengagungkan namaNya dalam ikatan yang suci …
tunggu aku wahai kekasihku …
untuk masa depan kita ….

IBU


 
‘Pernah kau rindu aku?’
Tiba-tiba pertanyaanku
ditertawakan langit
Sesungguhnya, lumrah sekali
beberapa ibu melahirkan bayinya
jauh di luar ingatannya
Membujuk diri sendiri, sungguh tidak mudah;
kau sedang memasak pepes ikan teri
dengan bumbu cinta menanti di beranda
kapan aku pulang ke pelukan teduhmu
Ibu bisa punya seribu wajah sejuta hati
ibu bisa jadi bulan dalam mimpi
lebih sering lagi ia jadi beludak
dalam kehidupan sehari-hari
kadang-kadang ia mawar
sekaligus duri batangnya
Ibu pasti marah kalau kuminta
sekali-kali jadi bunda theresa
Sesungguhnya sederhana saja,
kalau ia mencintaiku, aku tak kan ada
di perempatan jalan ini bersama
harapan-harapan berjatuhan
seperti gerimis
Sering aku bermimpi;
Ibuku adalah megawati yang menjual kharisma
Ibuku adalah karlina yang menaburkan air mata
Ibuku adalah khofifah yang membagikan kata-kata
Sekali-kali ibuku ada di antara perempuan-perempuan
berselendang sutera menawarkan nasi bungkus
Tapi tak satupun yang berani
menawarkan pelukan
Tak satu pun

ketika si idiot jatuh cinta



Dulu pernah aku berdiam dalam kata-kata, mencoba bernegosiasi dengan
hatinurani yang tak henti-hentinya memprotes agar aku berhenti saja
mencintaimu. Sebab cinta yang tak berbalas itu taik kucing.
tetapi tetap saja aku
mencintaimu
Dengan lapang dada aku menyaksikan kau kawin dengan bulan kau kawin
dengan angin kau kawin dengan kupu-kupu kau kawin dengan kembang
bakung……..bahkan kau juga kawin dengan matahari . Lantas kau terbakar
hangus jadi debu.
tetapi tetap saja aku
mencintaimu
Seperti seekor burung yang tercecer dari kelompoknya aku menepi di
pucuk angin dan bernyanyi sendiri sembari menggenggammu dalam mimpi.
Susah payah logika meyakinkanku bahwa ombak takkan pernah kepingin
menetap di daratan. Meski memang sekali-kali ia mengunjungi kita, tapi
cuma mau mengembalikan botol aqua dan plastik chiki yang tercecer
ketika kau mengunjunginya di samudra.
tetap saja aku
mencintaimu
Lama aku berdiam dalam senyap,menjauh dari kata-kata, bermusuhan
dengan
logika. Terlalu lama mereka menyiksaku; memakiku; idiot! Padahal
kesalahanku cuma satu: jatuh cinta padamu!
Hai! Aku si idiot, jatuh cinta padamu. Dan aku bahagia.
Peduli apa!

IBD : itu kamu


Sinar mentari berganti malam
Selalu membiaskan sinar redupnya
Terlihat rangkaian gugus-gugus bintang
Terlukis indah di bentangan angkasa ya itu kamu

Tifani… betapa indah tuhan menciptakanmu
dengan segala relungmu
Tifani… telah hilang gelapnya dunia terpaku
dengan indah senyummu

Terlukis indah wajah dirimu di hati ini
Menghiasi gelap menjadikan terang
dengan hadirmu aku ngerasa ada
Tebar lah kasihmu hanya untukku

Tifani… jangan pernah kau menangis  lagi
Karna ada aku disini untukmu
Tifani… hanya satu pinta ku
tersenyum lah